Baca Juga
Laju lima kemenangan Barcelona di seluruh kompetisi musim ini berhenti di jornada ke-20 La Liga. Bertandang ke Estadio Benito Villamarin, markas Real Betis, pada Minggu (29/1) Blaugrana hanya mampu meraih satu poin dari hasil imbang 1-1 dan gagal memangkas jarak dengan pemuncak klasemen, Real Madrid, yang menang 3-0 atas Real Sociedad.
Barcelona kini mengoleksi 42 poin dan terpaut empat poin dengan Madrid yang masih memiliki defisit satu laga tunda. Kendati demikian, Barcelona sedianya memang harus menerima hasil imbang tersebut, sebab, permainan mereka jauh dari kata meyakinkan dan jauh dari performa yang biasa mereka suguhkan.
Determinasi skuat besutan Victor Sanchez untuk menjauh dari zona degradasi mengungguli kualitas individu yang dimiliki Barcelona. Terbukti, Betis lebih banyak melancarkan tembakkan ke gawang Barcelona yang dijaga oleh Marc Andre ter Stegen dengan total 17 berbanding 10, memaksa tim tamu melakukan pelanggaran di sekitar area kotak penalti.
Gol pun datang di menit 75 saat Betis memanfaatkan kemelut di muka gawang Barcelona dan lahir dari kaki Alex Alegria. Barcelona, baru bisa membongkar sistem bermain 5-3-2 Betis di menit 90 dari gol Luis Suarez yang menerima assist Lionel Messi.
Permainan Barcelona di laga tersebut memang tidak sebagus laga-laga sebelumnya. Suarez dan entrenador klub, Luis Enrique, juga mengakuinya. Hal itu juga yang menjadi landasan mengapa tak ada protes berlebih ketika gol hantu terjadi di menit 79.
Dalam tayangan ulang terlihat bola seluruhnya sudah melewati garis gawang Betis saat Aissa Mandi tengah menyapunya. Wasit Jose Hernandez tidak mengindahkan gol itu dan memicu penggunaan teknologi garis gawang dari Enrique.
“Saya telah melihat foto (peluang Alba) dan saya akan katakan apa yang selalu saya katakan: wasit membutuhkan bantuan. Apa pun itu dengan teknologi video atau apa pun yang tersedia untuk mereka,” ucap Enrique seperti yang diberitakan ESPN. “Bola sudah jelas berada satu meter di belakang garis gawang. Tapi ofisial juga dapat melakukan kesalahan,” imbuh Suarez.
Penggunaan Hawk Eye atau teknologi garis gawang memang sudah diterapkan di Eropa, salah satu penggunanya adalah Liga Primer Inggris. Melihat kondisi itu, wajar jika Enrique meminta teknologi garis gawang. Spanyol memiliki La Liga di mana klub-klubnya kerap berbicara banyak di Liga Champions, unik rasanya jika tidak mengikuti teknologi termutakhir dari hal yang paling sederhana untuk mencegah adanya kontroversi
Barcelona kini mengoleksi 42 poin dan terpaut empat poin dengan Madrid yang masih memiliki defisit satu laga tunda. Kendati demikian, Barcelona sedianya memang harus menerima hasil imbang tersebut, sebab, permainan mereka jauh dari kata meyakinkan dan jauh dari performa yang biasa mereka suguhkan.
Determinasi skuat besutan Victor Sanchez untuk menjauh dari zona degradasi mengungguli kualitas individu yang dimiliki Barcelona. Terbukti, Betis lebih banyak melancarkan tembakkan ke gawang Barcelona yang dijaga oleh Marc Andre ter Stegen dengan total 17 berbanding 10, memaksa tim tamu melakukan pelanggaran di sekitar area kotak penalti.
Gol pun datang di menit 75 saat Betis memanfaatkan kemelut di muka gawang Barcelona dan lahir dari kaki Alex Alegria. Barcelona, baru bisa membongkar sistem bermain 5-3-2 Betis di menit 90 dari gol Luis Suarez yang menerima assist Lionel Messi.
Permainan Barcelona di laga tersebut memang tidak sebagus laga-laga sebelumnya. Suarez dan entrenador klub, Luis Enrique, juga mengakuinya. Hal itu juga yang menjadi landasan mengapa tak ada protes berlebih ketika gol hantu terjadi di menit 79.
Dalam tayangan ulang terlihat bola seluruhnya sudah melewati garis gawang Betis saat Aissa Mandi tengah menyapunya. Wasit Jose Hernandez tidak mengindahkan gol itu dan memicu penggunaan teknologi garis gawang dari Enrique.
“Saya telah melihat foto (peluang Alba) dan saya akan katakan apa yang selalu saya katakan: wasit membutuhkan bantuan. Apa pun itu dengan teknologi video atau apa pun yang tersedia untuk mereka,” ucap Enrique seperti yang diberitakan ESPN. “Bola sudah jelas berada satu meter di belakang garis gawang. Tapi ofisial juga dapat melakukan kesalahan,” imbuh Suarez.
Penggunaan Hawk Eye atau teknologi garis gawang memang sudah diterapkan di Eropa, salah satu penggunanya adalah Liga Primer Inggris. Melihat kondisi itu, wajar jika Enrique meminta teknologi garis gawang. Spanyol memiliki La Liga di mana klub-klubnya kerap berbicara banyak di Liga Champions, unik rasanya jika tidak mengikuti teknologi termutakhir dari hal yang paling sederhana untuk mencegah adanya kontroversi
Insiden Gol Hantu di Laga Betis vs Barcelona
4/
5
Oleh
coba